GR (Gede Rasa)



Semua orang pasti pernah merasakan yang namanya ge’er. Salah satu ciri orang yang masih sendiri itu ialah kege’eran. Karena kalau sudah berdua tidak mungkin kege’eran. kege’eran itu karena belum ada yang pasti, sehingga dia mesugesti dirinya bahwa dia itu diinginkan walaupun sebenarnya ENGGAK! Merasa di istimewakan padahal biasa aja. Kege’eran ini kadang-kadang jadi kaya HIBURAN juga, karena sebelum kita mengetahui REALITA yang sebenarnya.
 Misalnya “Eh, kok dia memilih jurusan yang sama saat kuliah, jangan-jangan karena ada saya”.(GEER). Kenapa dia ngerjain tugas juga jangan-jangan nunggui saya. Bikin happy sendiri.Padahal apa yang kita rasakan itu tidak pernah terjadi, bisa di bilang GE’ER itu FANA dan ge’er itu salah satu bukti kalau dunia itu fana.
Sahabat ku sekalian kita GE’ER kepada manusia aja kadang-kadang menurut kita sangat kurang paslah, dan kalau kita sering kege’eran kita sering kecewa. Maka semakin kita sering ge’er, makin sering KECEWA. Cuman kalau gak ge’er juga di anggap gak peka. Geer kita perlukan tapi kalau berlebihan akan berujung pada kekecewaan.
Ternyata ge’er tidak hanya terjadi pada kehidupan kita misalnya sama teman atau sahabat kita, apalagi sama mantan. Geer berlaku antara kita dengan Allah, dan ini sangat beda tipis antara geer sama husnudzon. Kita harus husnudzon sama Allah, tapi jangan sampai husnudzon kita sama Allah bikin kita kegeeran jadi gak dapat kebaikkan apa-apa.
 BEDANYA APA..?
 Geer ketika kita berdoa, geer ketika dapat musibah, geer ketika dapat nikmat tapi jangan sampai membuat kita berburuk sangka ke Allah yang tidak bisa membaca tanda-tanda kebaikkan Allah kepada kita. Kalau sudah seperti itu akan membuat kita susah bersyukur. Dalam bahasa Al-Quran bisa di istilahkan dengan orang yang salah satu yang Amrotul Qulub (penyakit hati), namun kalau ge’er disebut penyakit hati agak berat dan kurang pas.
Salah satu ayat geer di dalam Al-quran surah Al-Kahfi (18) ayat 32-44, yang menceritakan  kisah orang ke ge’eran. Tapi kita akan membaca beberapa ayat saja, ayo kita mulai, satu huruf adalah 10 kebaikan.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


Dan berikanlah kepada mereka sebuah perumpamaan dua orang laki-laki, Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon korma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang. (18: 32).
Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikitpun, dan Kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu. (18: 33).

Dan dia mempunyai kekayaan besar, maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia: "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat" (18: 34).

Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata: "Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya. (18: 35).

Dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku kembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada kebun-kebun itu". (18: 36).
Inilah contoh dari orang yang ge’er, yaitu jauh dari Allah, bahkan dalam ayat ini mereka tidak beriman kepada Allah, tetapi dia merasa diistimewakan oleh Allah. Ada orang syariat tidak di jalankan dan akhlak kurang baik. Mempunyai harta berlebih, tidak pernah bayar zakat, sholat sering ditinggalkan, aurat terbuka,tapi kenapa sih kehidupah nya baik secara finansial. Dalam pekerjaan dia mempunyai karier sukses seperti dalam kehidupannya tidak ada kekurangan apapun dalam urusan dunia. Lalu, dia berpikir “oh, kayaknya Tuhan enggak benci-benci amat sama saya. Jadi enggak penting amat juga harus setaat sipulan, buktinya yang rajin ke masjid masih miskin”. Artinya dia ke ge’eran merasa bahwa dia itu diistimewakan oleh Allah SWT, padahal dia jauh dari Allah SWT. Meskipun dia tahu pekerjaan nya itu tidak halal, seperti medzolimi banyak orang secara sengaja atau tidak. Misalnya mencurangi timbangan saat berdagang. Ini merupakan seseorang yang sudah sampai istidraj. Istidraj itu artinya Allah sudah tahap membiarkan orang yang merasa kegeeran sama Allah padahal menjauhi syariat Nya. Hal ini adalah paling bahaya dalam kehidupan seorang hamba, ketika dia di cuekin sama Allah. Kalau Allah masih perhatian sama dia, ketika dia berbuat kesalahan, Allah pasti menegurnya dengan memberikan ujian. Supaya dia insyaf dan kembali kepada jalan Allah.

Bersyukurlah jika masih mendapat teguran dari Allah setelah kita melakukan kesalahan atau keburukan yang seburuk-buruknya di pandangan Allah maupun manusia. Karena Allah masih peduli dengan kehidupan kita, karena kalau Allah sudah membiarkan hambanya itu sangatlah hal yang bahaya bagi seorang hamba. Allah maha baik kepada semua hambanya dan sudah pasti Allah tidak mau mendzolimi hambanya. Sering kali ketika seorang hamba diberikan kenikamatan dari Allah, mereka berpikir bahwa tidak ada yang diperbaiki dalam ibadah dan amal-amal nya. Karena tidak ada masalah dalam kehidupannya, seolah-olah dia hanya mau memperbaiki diri jika ada masalah. Bukan kah, jauh dari Allah itu masalah paling besar. Maka, tidak ada kata keterlambatan dalam memperbaiki diri kita dan untuk selalu dekat kepada Allah setiap saat. Tidak hanya kalau ada perlunya saja, lalu mendekatkan diri kepada Allah.

(Penceramah : Ustadz Hanan Attaki)
(Penulis : Izzatul Mahya)





Komentar